Makanan Organik vs Biasa, Lebih Sehat yang Mana?

Ilustrasi bahan makanan organik. (sumber: Unsplash)

Daftar Isi

Jika berbelanja di pasar atau di supermarket, tidak jarang kita melihat area tertentu yang menjual makanan organik. Makanan organik diyakini lebih menyehatkan daripada makanan biasa atau non-organik. Tidak heran jika makanan organik harganya relatif lebih mahal daripada hidangan biasa pada umumnya. 

Secara umum, kata “organik” mengacu pada cara petani menanam dan mengolah produk pertanian. Seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu, dan daging secara organik tanpa bahan sintetis. Petani dan peternak makanan organik tidak menggunakan pestisida dan pupuk pada tanaman. Kemudian, juga tidak suntik antibiotik atau hormon pertumbuhan pada hewan ternak.

Praktik pertanian organik ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanah maupun air dan mengurangi polusi. Selain itu, juga bertujuan menyediakan habitat ternak yang aman dan sehat, serya membuat siklus sumber daya mandiri di sebuah pertanian.

Peraturan industri organik diatur secara ketat oleh United States Department of Agriculture (USDA). Hanya makanan yang 95% yang bisa mendapatkan label “USDA organic“.

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat Minum Air Putih?

Ilustrasi pertanian organik

Label Makanan Organik USDA

USDA mengelompokkan produk organik menjadi 4 macam, yakni 100% organik, organik, dibuat dari bahan organik, dan bahan organik. 

1. 100% Organik

Label ini digunakan pada buah, sayuran, telur, daging, atau bahan makanan lainnya yang pengolahannya tidak menggunakan metode khusus, kecuali limbah lumpur atau radiasi pengion. Hidangan tersebut harus mengandung bahan-bahan yang hanya diproduksi dengan alat bantu pengolahan secara organik. 

2. Organik

Selanjutnya, ada label organik. Label tersebut digunakan pada bahan makanan yang setidaknya mengandung 95% bahan organik, tidak termasuk air dan garam. Produk dengan label organik tidak diproduksi menggunakan metode khusus, kecuali limbah lumpur atau radiasi pengion. 

3. Dibuat dari Bahan Organik

Berikutnya, ada label dibuat dari bahan organik. Label ini digunakan pada bahan makanan yang setidaknya mengandung 70% bahan organik, tidak termasuk air dan garam. Produk dengan label dibuat dari bahan organik tidak diproduksi menggunakan metode khusus, kecuali limbah lumpur atau radiasi pengion. 

4. Bahan Organik

Label ini digunakan pada bahan makanan yang mengandung kurang dari 70% bahan organik. Biasanya, makanan ini tidak memiliki segel USDA atau agen sertifikasi lainnya. 

Benarkah Makanan Organik Lebih Sehat?

Kini, semakin banyak bukti yang menunjukkan, bahwa hidangan organik berpotensi memiliki manfaat bagi kesehatan dibandingkan dengan makanan biasa. Namun, informasi mengenai hal ini terbatas untuk menarik kesimpulan apakah perbedaan hidangan organik ini bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan. 

Dikutip dari mayoclinic.org, potensi manfaat produk organik sebagai berikut:

  1. Nutrisi. Penelitian menunjukkan adanya peningkatan kecil hingga sedang pada beberapa nutrisi dalam produk organik. Bukti yang signifikan adalah adanya peningkatan flavonoid tertentu yang memiliki sifat antioksidan. 
  2. Asam Lemak Omega-3. Penggunaan rumput dan alfalfa untuk ternak umumnya menghasilkan kadar asam lemak omega-3 yang lebih tinggi. Jenis lemak ini lebih menyehatkan jantung daripada lemak lainnya. Asam lemak omega-3 yang lebih tinggi ini ditemukan pada daging organik, produk susu, dan telur. 
  3. Logam Beracun. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat kadmium pada proses hidangan organik jauh lebih rendah. Kadmium adalah bahan kimia beracun yang secara alami ditemukan di tanah dan diserap oleh tanaman. Namun, kadar kadmium yang rendah ini hanya ditemukan pada biji-bijian organik, tidak pada buah dan sayuran. 
  4. Residu Pestisida. Menurut data USDA, hidangan organik memiliki lebih sedikit residu pestisida daripada produk yang ditanam secara konvensional. Namun, jumlah untuk kedua jenis produk tersebut berada dalam tingkat konsumsi yang aman. Masih belum ada kejelasan apakah pestisida yang digunakan dalam pertanian organik lebih aman daripada pestisida yang digunakan dalam pertanian konvensional.  
  5. Bakteri. Resiko keseluruhan kontaminasi bakteri pada produk organik sama dengan hidangan konvensional. Daging yang diproduksi secara konvensional kemungkinan memiliki bakteri resisten yang lebih tinggi terhadap pengobatan antibiotik. 

Hingga saat ini belum ditemukan kesimpulan bahwa makanan organik itu lebih sehat dibandingkan hidangan pada umumnya. USDA sendiri tidak membuat klaim, bahwa produk organik lebih bergizi daripada makanan konvensional. Laporan terbaru menunjukkan kalau produk organik memiliki kadar antioksidan yang tinggi. Akan tetapi, perbedaannya kecil sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membenarkan temuan ini. 

Setiap bahan-bahan atau produk organik yang didapatkan tidak serta merta sehat bila dikonsumsi secara langsung. Baik makanan organik atau non-organik, harus dicuci terlebih dahulu sebelum dimakan. Sebab, produk organik tersebut masih bisa terkontaminasi kotoran, serangga, atau residu pestisida. 

Hidangan organik biasanya dipilih kebanyakan orang dalam pengobatan kanker, agar terhindar dari bahaya kimia pestisida yang dapat memperburuk kondisi mereka. Walaupun begitu, hidangan organik tidak mengubah tingkat kesehatan orang yang terkena kanker. 


Itu tadi ulasan mengenai makanan organik. Jika kamu ingin memilih hidangan organik atau anorganik, pertimbangkanlah hal-hal di atas, ya.

Share this post

Facebook
Twitter
WhatsApp