Bagi sebagian besar orang, tentu belum paham mengenai kaitan antara makanan dan kesehatan mental. Mungkin kamu pernah mendengar ungkapan “kamu adalah apa yang kamu makan”.
Ternyata, ungkapan ini tidak hanya berlaku untuk kesehatan fisik, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental kita. Lalu, apa kaitan di antara makanan dengan kesehatan mental seseorang? Jika penasaran dengan kaitannya, yuk simak pembahasan lengkap JadiLaper berikut!
Baca juga: 10 Tips Sehat Memasak Masakan Sehari-Hari agar Nutrisi Tetap Terjaga
Apa Kaitan Antara Makanan dan Kesehatan Mental?
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari bisa memengaruhi suasana hati, energi, hingga kemampuan kita untuk fokus dan beradaptasi dengan stres. Jadi, penting untuk memperhatikan apa yang kita masukkan ke dalam tubuh, bukan hanya demi fisik yang sehat, tetapi juga demi pikiran yang sehat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas hubungan antara makanan dan kesehatan mental, serta bagaimana memilih makanan yang tepat dapat membantu meningkatkan suasana hati dan mengurangi risiko gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.
Peran Nutrisi dalam Fungsi Otak
Otak kita membutuhkan nutrisi yang tepat agar dapat berfungsi optimal. Seperti halnya tubuh kita yang memerlukan bahan bakar untuk bergerak, otak juga memerlukan “bahan bakar” dari makanan untuk berpikir, mengingat, dan mengendalikan emosi. Nutrisi yang terkandung dalam makanan berperan penting dalam mengatur neurotransmitter, yakni senyawa kimia di otak yang bertanggung jawab atas komunikasi antar sel-sel saraf.
Beberapa nutrisi yang sangat penting untuk fungsi otak yang sehat antara lain:
- Asam lemak omega-3: Ditemukan dalam ikan berlemak seperti salmon, mackerel, dan tuna, omega-3 membantu memperbaiki struktur sel otak dan menjaga koneksi antara neuron.
- Vitamin B: Seperti B6, B12, dan folat, yang bisa ditemukan dalam daging tanpa lemak, telur, dan sayuran hijau, sangat penting dalam produksi neurotransmitter yang memengaruhi suasana hati seperti serotonin.
- Antioksidan: Buah-buahan dan sayuran berwarna cerah seperti blueberry, brokoli, dan bayam mengandung antioksidan yang melindungi otak dari kerusakan oksidatif dan radikal bebas.
Ketidakseimbangan nutrisi dalam makanan, terutama kekurangan vitamin dan mineral tertentu, dapat menghambat fungsi otak dan bahkan memicu gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Makanan yang Membantu Meningkatkan Suasana Hati
Beberapa jenis makanan telah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan suasana hati, membantu mengatasi stres, dan bahkan mengurangi gejala depresi ringan. Berikut beberapa di antaranya:
- Cokelat hitam: Selain lezat, cokelat hitam mengandung senyawa yang disebut flavonoid, yang dikenal dapat meningkatkan suasana hati dan meningkatkan aliran darah ke otak. Tidak hanya itu, cokelat hitam juga meningkatkan produksi endorfin dan serotonin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan.
- Ikan berlemak: Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ikan yang kaya akan asam lemak omega-3 seperti salmon dan sarden dapat membantu mengurangi gejala depresi dengan meningkatkan fungsi otak dan mengurangi peradangan.
- Kacang-kacangan dan biji-bijian: Almond, kacang kenari, dan biji chia kaya akan magnesium, yang dikenal membantu mengurangi kecemasan dan mengatur emosi. Magnesium juga membantu produksi neurotransmitter yang memengaruhi suasana hati.
- Sayuran hijau: Brokoli, bayam, dan kale mengandung vitamin B yang penting dalam menjaga keseimbangan hormon di otak, serta mengurangi kelelahan mental yang dapat memicu kecemasan.
- Yogurt dan makanan fermentasi: Makanan yang mengandung probiotik seperti yogurt, kimchi, dan tempe membantu menjaga kesehatan usus, yang telah terbukti memiliki hubungan erat dengan kesehatan mental melalui sumbu usus-otak. Usus yang sehat dapat mengurangi gejala stres dan kecemasan.
Makanan yang Sebaiknya Dihindari
Selain memilih makanan yang tepat, penting juga untuk mengetahui makanan apa saja yang bisa memperburuk kesehatan mental. Beberapa jenis makanan ini sering kali terkait dengan suasana hati yang buruk dan peningkatan risiko gangguan mental:
- Makanan tinggi gula: Meskipun makanan manis bisa memberikan ledakan energi sementara, konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan fluktuasi suasana hati, kelelahan, dan iritabilitas. Kadar gula yang tidak stabil dalam darah juga dikaitkan dengan risiko depresi.
- Makanan olahan dan cepat saji: Makanan yang mengandung banyak pengawet, lemak trans, dan bahan kimia buatan, seperti keripik, kentang goreng, dan soda, dapat memicu peradangan dalam tubuh dan otak, yang berkaitan dengan peningkatan risiko depresi dan gangguan suasana hati lainnya.
- Kafein berlebihan: Meski kafein dalam dosis kecil dapat meningkatkan fokus dan energi, konsumsi kafein berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, kegelisahan, dan gangguan tidur, yang semuanya memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan.
Makanan untuk Mengatasi Stres
Stres adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang sulit dihindari, tetapi makanan yang tepat bisa membantu mengelola stres dengan lebih baik. Berikut beberapa makanan yang dikenal dapat membantu tubuh beradaptasi dengan stres:
- Teh hijau: Mengandung L-theanine, sebuah asam amino yang dapat meningkatkan relaksasi tanpa menyebabkan kantuk. Teh hijau juga memiliki efek menenangkan, yang membantu meredakan ketegangan dan stres.
- Pisang: Buah ini kaya akan vitamin B6, yang membantu produksi serotonin, hormon yang dapat meningkatkan suasana hati dan membantu meredakan stres.
- Alpukat: Buah ini kaya akan lemak sehat dan potasium, yang membantu menurunkan tekanan darah, serta serat yang membantu menstabilkan kadar gula darah, menjaga energi dan suasana hati tetap stabil.
- Oatmeal: Karbohidrat kompleks seperti oatmeal membantu produksi serotonin dalam otak, yang bertindak sebagai penenang alami dan membantu meredakan stres.
Mindful Eating: Makan dengan Kesadaran Penuh
Selain memperhatikan jenis makanan yang kita konsumsi, cara kita makan juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental. Praktik mindful eating atau makan dengan penuh kesadaran adalah salah satu cara untuk memperbaiki hubungan kita dengan makanan dan tubuh. Ini adalah proses memperlambat makan, memperhatikan rasa, tekstur, dan aroma makanan, serta mendengarkan sinyal tubuh mengenai rasa kenyang.
Dengan mempraktikkan mindful eating, kita bisa lebih sadar akan pilihan makanan kita dan dampaknya terhadap kesehatan fisik maupun mental. Makan secara perlahan juga membantu kita merasa lebih puas dengan porsi yang lebih kecil, serta mengurangi stres makan berlebihan yang sering kali dipicu oleh emosi.
Makanan bukan hanya bahan bakar bagi tubuh kita, tetapi juga berperan besar dalam kesehatan mental kita. Dengan memilih makanan yang tepat dan memahami bagaimana nutrisi memengaruhi suasana hati dan otak, kita dapat meningkatkan kesejahteraan mental kita secara signifikan.
Itu dia beberapa kaitan antara makanan dan kesehatan mental yang perlu diketahui. Jadi, mulai hari ini, mari perhatikan apa yang kita makan dan nikmati dampaknya yang positif bagi kesehatan mental kita.
Baca juga: Tips Memasak untuk Penderita Diabetes, Yuk Simak!