Sempat menjajah selama lebih dari 350 tahun, Belanda ternyata memberikan pengaruh terhadap pengaruh budaya kuliner Indonesia. Salah satunya hidangan semur daging yang masih populer. Olahan daging sapi khas Belanda ini biasa dikenal dengan nama Smoor.
Tak hanya makanan beratnya, tetapi hidangan penutup khas Belanda juga masih dinikmati oleh para pecinta kuliner di Indonesia. Seperti beragam kue Belanda, warisan kuliner yang hingga kini masih populer. Mulai dari kue Spekkoek, Kaastengels hingga Klapertart.
Baca juga: Bir Pletok, Minuman Bir Tradisional Betawi Tanpa Alkohol
Kue Spekkoek peninggalan Belanda
Spekkoek merupakan jenis kue lapis yang ditemukan pada masa penjajahan Belanda. Kala itu, kue yang dijuluki sebagai kue seribu lapis ini dibuat oleh para istri pengurus Belanda. Kudapan manis ini terinspirasi dari kue lapis Eropa.
Mereka meracik kue tersebut dengan rempah-rempah asli Indonesia. Beberapa rempah yang digunakan antara lain adalah kapulaga, kayu manis, cengkeh, bunga pala, dan adas manis. Dengan rempah-rempah ini, tak heran bila cita rasa spekkoek pas di lidah orang Indonesia.
Untuk membuat kudapan ini, sebenarnya memerlukan kesabaran dan ketelitian dalam membuat kue yang terdiri dari banyak lapisan tersebut. Kudapan manis ini biasanya disajikan sebagai jamuan sore sambil menikmati secangkir teh.
Kue kering Kaastengels
Kue kering rasa keju ini sering kali disajikan saat hari Lebaran. Nama kaastengels ini sendiri berasal dari bahasa Belanda. Kata ‘Kaas’ merupakan bahasa Belanda yang berarti keju, sementara ‘Stengels’ artinya batang. Oleh karena itu, kaastengels memiliki arti batang keju.
Ciri khas dari kue kering ini terletak pada bentuknya yang persegi panjang. Umumnya, ukuran panjang ini sebesar 3-4 cm dengan lebar 1 cm. Selain itu, kue kering ini terbuat dari keju tua seperti gouda dan edam. Jadi, aroma dan rasa gurih yang dihasilkan pun lebih kuat.
Tak seperti di Belanda, kaastengels di Indonesia dibuat dengan beberapa bahan keju yang lebih terjangkau. Hal ini membuat adanya perbedaan rasa antara kaastengels Belanda dengan versi Indonesia. Meski begitu, kedua kue kering ini sama-sama lezat.
Klapertart warisan Belanda
Selain spekkoek dan kaastengels, klapertart juga merupakan salah satu kudapan legendaris warisan Belanda. Diambil dari bahasa Belanda, kata ‘klaper’ artinya kelapa dan ‘taart’ berarti kue. Jadi, klapertart memiliki arti kue kelapa.
Awalnya, kue kelapa ini ditemukan oleh seorang perempuan Belanda yang tinggal di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Perempuan tersebut menyadari bahwa di Indonesia memiliki banyak perkebunan kelapa.
Kemudian, perempuan ini bereksperimen untuk mencampurkan kelapa muda ke dalam resep tart atau pie. Selain kelapa muda, adonannya juga ditambahkan tepung terigu, susu, vanili, mentega, garam, dan gula. Dilengkapi topping kismis, almond, dan bubuk kayu manis, klapertart memiliki cita rasa yang manis dengan tekstur creamy.
Demikianlah 3 kudapan legendaris warisan Belanda yang masih populer hingga saat ini. Dari ketiga kue di atas, mana yang pernah atau sering kamu cicipi? Yuk, berikan komentarnya di bawah ini!